Pages

Jumat, 03 Juni 2011

Its about my First Love

Rafiz Ari Nugraha
Aku suka dia . . .
Suka sama dia . . .
Dia siapa ?
Dia seorang cantik jelita
Walaupun sedikit pelupa
Tapi tak apa
Aku akan selalu menyayangi nya
Walaupun tak harus bersama nya
dia . . .
dia . . .
cuma dia . . .
Aku sangat mencintainya
Walaupun ku tak harus memilikinya
Tak perduli dia akan menolaknya
Aku akan selalu mencintainya

Ya, memang sedikit menggelikan membacanya, tapi, itu yang memang aku rasakan. Saat itu, aku mengagumi nya, aku menyukainya. Aku tak begitu yakin kenapa semua bisa terjadi, karena semuanya terjadi begitu saja.

First love ? Apa itu ? banyak orang yang bilang First Love adalah cerita cinta yang tidak bisa dilupakan. Ada yang bilang, first love itu cinta monyet. Bla bla bla . . . bagiku, first love sama saja dengan yang lainnya. Aku, cukup malu untuk mengatakan ini. Dulu, aku punya satu prinsip, "saya mulai pacaran saat kuliah saja". Tapi entah kenapa, dengan perempuan itu, aku melanggar prinsipku sendiri.

Bagiku, cinta pertama bukanlah sebuah cinta monyet, ataupun mencintai orang dengan tidak serius. Cinta pertama adalah suatu proses menuju pendewasaan, dimana kita mulai belajar bagaimana caranya untuk mencintai dan menghargai perasaan satu sama lain. Ya, itu menurut pandanganku.

Di akhir bulan desember, aku melanggar prinsipku. Saat itu aku mengungkapkan perasaan kepada seorang perempuan, hanya mengungkapkan. Tapi entah kenapa, keesokan harinya, aku menginginkan lebih. Aku ingin memilikinya. Semua berlangsung, hingga aku menemukan suatu istilah, ya, First Love.

Senang, bangga, entah apalagi yang aku rasakan. Aku belum terbiasa dengan ini. Aku baru pertama kali merasakannya. Suatu perasaan yang aneh, rasa yang baru aku kenal. Aku senang. Apa selamanya senang ? Tidak

Dia ? dia perempuan yang bisa membuat aku terlihat bodoh dimatanya. Bagaimana tidak ? aku selalu ingin memenuhi keinginannya, tanpa pikir panjang. Aku menjadi sangat bodoh, tapi pada saat itu, aku hanya merasa senang. Aku hanya memikirkannya, bahkan aku tidak memikirkan keadaan sendiri. Aku lebih mementingkan keadaanya. Apa ini benar ? Apa ini yang dilakukan ketika menjalin hubungan ? entah. Kadang aku begitu bingung, begitu berpikir terlalu jauh. Kepalaku selalu saja berisikan tanda tanya yang tidak perlu dijawab. Seperti, "apa yang harus dilakukan ketika berpacaran?". Tapi semua telah berlalu.

Aku sangat menyayanginya, tak perduli seberapa banyak dia ingin menjatuhkan ku. Tapi lama kelamaan, aku merasa seperti sedang berjalan diatas sebilah kayu diantara dua jurang. Kayu itu sangat rapuh, ketika aku tengah berjalan diatasnya, kayu itu patah, aku terjatuh, hanya ada dua kemungkinan. Hidup atau mati ?

Tidak semua yang aku inginkan terwujudkan, tidak semua yang aku impikan menjadi kenyataan. Ternyata aku sudah salah memandang cinta. Biarkanlah cinta datang dengan sendirinya, bukan karena ada apanya. Biarkan ia mengalir, jangan jadikan cinta sebagai sebuah prioritas perasaan, karena kelak kau akan tersesat.

0 komentar:

Posting Komentar