Pages

Kamis, 23 Juni 2011

untitled

sekolah, ramai, banyak yang berlalu lalang disini. banyak anak berkumpul, tertawa, bercanda. dikantin, di ruang guru, di kelas, di perpustakaan, semua memiliki kesibukan masing masing. semua memiliki ekspresi masing masing. Bahkan, ada yang duduk sendiri, entah dia menikmatinya atau mungkin memang dia seorang diri.

aku ? aku lebih senang duduk sendiri. melihat sekeliling, memperhatikan waktu yang berjalan. sepia. semua ada, tapi tidak tampak nyata bagiku. entah ini hanya proyeksi layar yang mengabur atau entah apalah namanya. senyum, tawa, marah, wajah cemberut, bahkan ada yang menangis, semua berjalan. tapi seolah ada satu mata yang tetap fokus padaku, yang membiarkan bayangan lain tampak pudar. seolah yang lain bergerak tapi aku tidak.

aku ? aku lebih senang duduk sendiri. menikmati semua yang berlalu. aku senang mempelajari apa yang bisa kulihat. seragam abu. baju yang dikeluarkan. kaos kaki pendek. rok menggantung. semua kontras. pas dengan masanya.

sudah kukatakan, aku lebih senang duduk sendiri, bahkan benar benar menyendiri. karena dengan sendiri, aku bisa memfokuskan hanya pada satu titik. ya terkadang itu kamu.

lonceng berbunyi. lonceng berbunyi untuk terakhir kalinya, terdegar lebih indah, karena suara itu membantu kita untuk keluar dari sekolah. seketika, semua berlangsung ramai. terkadang, aku seperti mendengar gemuruh yang menggetarkan ruang resonansi di langit langit kelas. hampir rata rata ekspresi yang terpampang adalah senyum, wajah letih, wajah bangun tidur, dan itu tampak menggelikan.

sekarang, semua kosong. semua tampak lengang. sunyi, bahkan kau bisa mendengar detak jantungmu sendiri. saat itu aku duduk. tetap memperhatikan keadaan. tidak ada yang berbeda. hanya saja lebih kosong, lebih sedikit aktifitas. kadang kau lebih tertarik untuk melihat daun yang gugur dan jatuh ketanah.

sekolah ketika pagi dan ramai dengan anak anak dengan ketika sore yang sudah tidak berpenghuni, bagiku sama saja. hanya saja tidak ada kau disini.

Jumat, 03 Juni 2011

Friend :)

"Persahabatan merupakan bentuk hubungan interpersonal umumnya dianggap lebih dekat dari asosiasi, meskipun ada berbagai derajat keintiman baik dalam persahabatan dan asosiasi. Persahabatan dan asosiasi dapat dianggap sebagai mencakup seluruh kontinum yang sama. Studi tentang persahabatan termasuk dalam bidang sosiologi, psikologi sosial, antropologi, filsafat, dan zoologi. Teori akademik Berbagai persahabatan telah diajukan, di antaranya adalah teori pertukaran sosial, teori keadilan, dialektika relasional, dan gaya lampiran"

Mengerti ? tentu saja tidak. Mari kita mendefinisikan arti kata "sahabat" secara umum. Apa sih arti sahabat itu ? judul sinetron di indosiar ? bukaan, arti dari kata "sahabat" riweh surangan. Menurut gue sahabat itu lebih dari sekedar teman yang selalu ada di setiap hari hari yang kita jalani bersama #plak

Sahabat, semua orang butuh sahabat. Bahkan di saat kalian sudah memliki pasangan, tetap saja larinya ke sahabat. Tapi, apa pernah kalian bayangkan, apa rasanya kalau tidak punya sahabat ? apa jadinya kalau tidak punya sahabat ? menyedihkan, bahkan sangat miris :|

Aku mungkin hampir merasakannya, aku bilang hampir, tapi tidak sampai ke tahap itu. Ya, karena memang, aku tidak memiliki banyak sahabat. Teman ? tentu saja aku memiliki stok teman yang banyak. Tapi apa itu sudah cukup puas ? Tidak. Teman memang sangat dibutuhkan, tapi mereka tidak ada saat dibutuhkan. Sahabat lebih dari sekedar teman, sahabat satu level dibawah saudara (teori macam apa itu). Oh ya, bagaimana dengan saudara ? hubunganku dengan saudara tidak berjalan harmonis. Bahkan aku membenci beberapa dari saudaraku ummm yah like a . . . like umm like a G6 #plakplak

"I do love my friends"

Kalimat itu aku tujukan untuk semua temanku, karena, yah aku memang menyayangi semua temanku. Bahkan ketika aku ingin masuk ke level "sahabat" ada sebuah penolakan yang seperti terjadi pada sebuah magnet yang bila kutub kutub yang sama di dekatkan maka akan terjadi tolak menolak. Ada molekul molekul yang tidak saling terikat, bahkan ketika aku ingin mengikat lebih kencang, mereka semakin berusaha untuk melepaskannya.

Aku bosan dengan semua kemunafikan teman, aku datang ke sekolah, bergabung bersama mereka, tertawa, bercanda, bermain, tapi ketika bel pulang berbunyi. Semua sunyi, mereka sudah memiliki perkumpulan masing masing, tidak menganggapku ada. Ya,seperti yang aku bilang tadi, aku merasa sedikit lagi bisa bergabung bersama yang lainnya, tapi mereka mengabaikannya. Tentu saja aku tidak bisa masuk begitu saja, aku tidak ingin menganggu mereka dengan kehadiranku. Seperti itulah temanku, aku seperti memantul mantul diruang hampa. Datang dan pergi. Aku bukan bagian dari mereka, mereka memiliki kesibukan masing masing. Hal yang sama selalu saja terjadi disekolahku, aku datang dengan tawa, bercanda, dan melupakan semua kepenatan yang sudah menggumpal. Tapi ketika bel yang sangat ku benci suaranya berbunyi, rasa yang sudah menggumpal itu perlahan mendadak membesar dan mencuat keluar. Aku benci kehidupan yang seperti itu. Tidak percaya ? lihat saja

Its about my First Love

Rafiz Ari Nugraha
Aku suka dia . . .
Suka sama dia . . .
Dia siapa ?
Dia seorang cantik jelita
Walaupun sedikit pelupa
Tapi tak apa
Aku akan selalu menyayangi nya
Walaupun tak harus bersama nya
dia . . .
dia . . .
cuma dia . . .
Aku sangat mencintainya
Walaupun ku tak harus memilikinya
Tak perduli dia akan menolaknya
Aku akan selalu mencintainya

Ya, memang sedikit menggelikan membacanya, tapi, itu yang memang aku rasakan. Saat itu, aku mengagumi nya, aku menyukainya. Aku tak begitu yakin kenapa semua bisa terjadi, karena semuanya terjadi begitu saja.

First love ? Apa itu ? banyak orang yang bilang First Love adalah cerita cinta yang tidak bisa dilupakan. Ada yang bilang, first love itu cinta monyet. Bla bla bla . . . bagiku, first love sama saja dengan yang lainnya. Aku, cukup malu untuk mengatakan ini. Dulu, aku punya satu prinsip, "saya mulai pacaran saat kuliah saja". Tapi entah kenapa, dengan perempuan itu, aku melanggar prinsipku sendiri.

Bagiku, cinta pertama bukanlah sebuah cinta monyet, ataupun mencintai orang dengan tidak serius. Cinta pertama adalah suatu proses menuju pendewasaan, dimana kita mulai belajar bagaimana caranya untuk mencintai dan menghargai perasaan satu sama lain. Ya, itu menurut pandanganku.

Di akhir bulan desember, aku melanggar prinsipku. Saat itu aku mengungkapkan perasaan kepada seorang perempuan, hanya mengungkapkan. Tapi entah kenapa, keesokan harinya, aku menginginkan lebih. Aku ingin memilikinya. Semua berlangsung, hingga aku menemukan suatu istilah, ya, First Love.

Senang, bangga, entah apalagi yang aku rasakan. Aku belum terbiasa dengan ini. Aku baru pertama kali merasakannya. Suatu perasaan yang aneh, rasa yang baru aku kenal. Aku senang. Apa selamanya senang ? Tidak

Dia ? dia perempuan yang bisa membuat aku terlihat bodoh dimatanya. Bagaimana tidak ? aku selalu ingin memenuhi keinginannya, tanpa pikir panjang. Aku menjadi sangat bodoh, tapi pada saat itu, aku hanya merasa senang. Aku hanya memikirkannya, bahkan aku tidak memikirkan keadaan sendiri. Aku lebih mementingkan keadaanya. Apa ini benar ? Apa ini yang dilakukan ketika menjalin hubungan ? entah. Kadang aku begitu bingung, begitu berpikir terlalu jauh. Kepalaku selalu saja berisikan tanda tanya yang tidak perlu dijawab. Seperti, "apa yang harus dilakukan ketika berpacaran?". Tapi semua telah berlalu.

Aku sangat menyayanginya, tak perduli seberapa banyak dia ingin menjatuhkan ku. Tapi lama kelamaan, aku merasa seperti sedang berjalan diatas sebilah kayu diantara dua jurang. Kayu itu sangat rapuh, ketika aku tengah berjalan diatasnya, kayu itu patah, aku terjatuh, hanya ada dua kemungkinan. Hidup atau mati ?

Tidak semua yang aku inginkan terwujudkan, tidak semua yang aku impikan menjadi kenyataan. Ternyata aku sudah salah memandang cinta. Biarkanlah cinta datang dengan sendirinya, bukan karena ada apanya. Biarkan ia mengalir, jangan jadikan cinta sebagai sebuah prioritas perasaan, karena kelak kau akan tersesat.

"Tapi"

aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih

aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya

aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma



aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski

aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi

aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir

aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau

tanpa apa aku datang padamu
wah!

oleh : sutardji calzoum bachri