Pages

Rabu, 11 Juli 2018

Air Putih


Aku bukan pedagang yang baik, tidak ada barang mahal yang dapat ku tawarkan. Etalase ku pun sepi, tidak banyak yang bisa ku jajakan. Tak ada pula kalimat-kalimat persuasi untuk meyakinkan. Aku tidak pernah bertengkar dalam memberi harga, sering kali ku berikan saja lantas kau menerima.

Aku bukan pedagang yang baik, tidak banyak yang ku tawarkan. Terkadang sesederhana air putih, lucunya itu pun sering kau pertanyakan. Ku tau lelah yang kau rasa, tapi tentu bukan itu jawabanku. Aku malu, ku katakan saja jawaban kosong yang tidak akan mengundang tanya mu lagi.

Aku bukan pedagang yang baik, kadang kala ku jajakan diri ini terang-terangan di depanmu. Aku mau menjadi telinga untuk menampung semua keluhmu, menjadi mata yang selalu dapat melihat sisi baikmu meskipun kau kelabu, atau bahkan sekedar menjadi pundak untuk persinggahanmu.    

Mungkin aku bisa dikatakan pedagang yang baik, karena aku tidak pernah menuntut terima kasih. Itupun tidak dapat membuat aku bangga, sengaja ku tolak, karena aku malu. Daganganku ini tidak layak untuk dibandingkan dengan semua yang selalu kau pamerkan di mukaku. Seketika aku gulung tikar.

Aku, masih, bukan pedagang yang baik. Kini tersisa dua air putih, satu untuk kebodohanku, satu lagi untuk kau minum, kalau saja disana kau lelah menertawakanku.