Pages

Rabu, 11 Juli 2018

Air Putih


Aku bukan pedagang yang baik, tidak ada barang mahal yang dapat ku tawarkan. Etalase ku pun sepi, tidak banyak yang bisa ku jajakan. Tak ada pula kalimat-kalimat persuasi untuk meyakinkan. Aku tidak pernah bertengkar dalam memberi harga, sering kali ku berikan saja lantas kau menerima.

Aku bukan pedagang yang baik, tidak banyak yang ku tawarkan. Terkadang sesederhana air putih, lucunya itu pun sering kau pertanyakan. Ku tau lelah yang kau rasa, tapi tentu bukan itu jawabanku. Aku malu, ku katakan saja jawaban kosong yang tidak akan mengundang tanya mu lagi.

Aku bukan pedagang yang baik, kadang kala ku jajakan diri ini terang-terangan di depanmu. Aku mau menjadi telinga untuk menampung semua keluhmu, menjadi mata yang selalu dapat melihat sisi baikmu meskipun kau kelabu, atau bahkan sekedar menjadi pundak untuk persinggahanmu.    

Mungkin aku bisa dikatakan pedagang yang baik, karena aku tidak pernah menuntut terima kasih. Itupun tidak dapat membuat aku bangga, sengaja ku tolak, karena aku malu. Daganganku ini tidak layak untuk dibandingkan dengan semua yang selalu kau pamerkan di mukaku. Seketika aku gulung tikar.

Aku, masih, bukan pedagang yang baik. Kini tersisa dua air putih, satu untuk kebodohanku, satu lagi untuk kau minum, kalau saja disana kau lelah menertawakanku.

Rabu, 07 Juni 2017

Test?

Hai. It's been a while and ya it's already 2017 here.
Masih kuliah. Doakan cepat lulus :)
Masih dengan masalah-masalah yang sama
Nampaknya, masih mau bercerita di blog. Wish me luck!

Kamis, 21 Agustus 2014

Ingatan Tentang Kalian

Dalam ranah yang mereka sebut keabadian
Aku bersemayam bersama ingatan tentang kalian
Kudekap dan kuucap namamu satu demi satu
Sebelum lautan cahaya melarutkan kita dan waktu
Walau tiada aksara disana
Walau tiada wujud yang serupa
Tanpa pernah tertukar aku menemukanmu semua
Seperti engkau semua menemukanku
Empat, lima, dan enam
Berapa pun banyaknya kita tersempal
Perlahan lebur menjadi tunggal
Dua, satu, dan kosong
Bersama kita lenyap menjadi tiada

Dalam ranah yang mereka sebut kehidupan,
Aku dan kalian menangis dan meregang diantara ruang
Aku dan kalian tersesat dalam belantara nama dan rupa
Masihkah kau mengenali aku ?
Masihkah aku mengenalimu ?
Jiwa kita tertawa dan berkata:
Berjuta kelahiran dan kematian telah kita dayakan
Berjuta kata dan sabda telah kita ucapkan
Berjuta wadah dan kaidah telah kita mainkan
hanya untuk tahu tiada kasih selain cinta
Dan tiada jalinan selain persahabatan
Meski tak terkira banyaknya nama dicipta
Meski tak terhingga rasa menjadi pembeda
Aku akan menemukanmu semua, sebagaimana engkau semua menemukanku
Sahabat, jika kita berpisah raga
Satu, jika kita memadu raga
Tiada, jika hanya jiwa
Inilah kenangan yang kucuri simpan
Saat kubersemayam dalam ranah yang mereka sebut keabadian
Inilah kenangan yang kusisipkan di sela-sela mentari dan bulan
Yang kelak mereka bisikkan saat kucari kalian
Dalam belantara yang dinamai kehidupan

Ingatan pertama dan terakhir
Yang mengikuti saat aku terlahir
Yang bersembunyi hingga kalian semua hadir
Yang menemani saat udara usai mengalir
Cinta dan sahabat
Sahabat dan cinta
Inilah jiwa yang terpecah dengan sederhana
Sisanya fana

Ingatan Tentang Kalian
Madre - Dewi Lestari
2006



Rabu, 30 April 2014

The Moon


Selamat hari buruh nasional!! haha engga deng, HAPPY BIRTHDAY DEAR CINTYA HAPSARI!! Selamat berkepala dua ya (bukan alien)! Cie udah dewasa nih ceritanya. Kuliahnya yang semangat! Pengen cepet lulus kan ? haha jangan suka tidur lagi dikelas, jangan cuma semangat kalo yang ngajar dokternya yang ganteng doang. Jangan suka oleng lagi boss :" kurang kurangin skip nya haha. Dan yang paling penting semoga Cintya selalu diberikan kebahagiaan sama orang orang terdekat, selalu tersenyum kaya di foto ini :D

Cintul siapa sih ? sebelumnya gue udah pernah curhat tentang dia di blog ini, tapi dikodein biar pada ga tau wkwk Jadi Cintul ini temen gue di Paduan Suara Mahasiswa Universitas Trisakti. Kita seangkatan, tapi dia anak FKG mantan calon fakultas gue haha. Cintul itu cewe suuuper baik, selalu bisa memberi pertolongan haha. Enak diajak sharing, tau segalanya kaya google. Mandiri banget, bisa mengerjakan banyak hal, apalagi masak :9 Tapi, ternyata dia suka oleng haha kalo udah kecapean pasti skip banget, diajak ngobrol udah ga nyambung, suka tiba tiba jatuh, kepleset, nabrak pintu, udah ga ngerti lagi kalo cintul lagi skip haha. Pengen ketawa tapi kasian, pengen ditolong tapi ga tau kapan, soalnya suka mendadak gitu skipnya wkwk.

Ok, balik lagi ke judul, kenapa judulnya The Moon ? Sekarang gue sudah menemukan Cintul kalo dianalogikan jadi seperti apa. Kalo menurut gue dan bagi gue, cintul itu ya kaya Bulan :) Mendingan daripada cintul yang selalu menganalogikan gue sebagai Jerapah, payah. Kenapa dianalogikan bulan ? Karena mereka mirip. Sama sama dateng dan cuma bisa dipandangin kalo udah malem. Sama sama indah. Sama sama jauh ga bisa digapai. Tapi walau cuma bisa memandangi aja itu udah cukup kok, terkadang sesuatu yang indah memang ga perlu digenggam dan dimiliki. Tapi dibiarkan tetap berjarak, biar kita bisa terus menghargai keindahan itu. Terima kasih ya, semuanya sudah cukup sekali. Karena ga mungkin juga meminta supaya hari jadi malam terus. Masih ada langit malam lain yang harus disempurnakan Bulan. Terima kasih, Cintul.

Rabu, 12 Maret 2014

Count Down

Ketika kalimat ku sudah terlalu basi, ketika kalimat ku terlihat lemah, atau ketika kalimat ku memuakkan, entah apalagi yang harus aku lakukan. Sedangkan gerak terluas ku hanya  terbatas di kalimat. Anggap kau tidak mau membacanya, anggap kau memandang ini terlalu lemah, tapi, cuma ini yang paling berani aku lakukan. Entah harus bagaimana agar kalimatku tidak terlihat memuakkan, susah. Mungkin kau benar, aku terlalu lemah. 

Kau. Seseorang yang ku kagumi, entah karena apa. Kau seperti magnet yang terus menarik jika aku berada di medan mu, Seseorang yang hanya bisa ku sesapi gambarannya sebatas punggung saja. Seseorang yang membuat ku terlihat bodoh di depan mu. "Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan." (dee - rectoverso, hanya isyarat)

Aku bersyukur atas keadaan yang menempatkan mu di dekatku, walau hanya sebentar. Sekarang, aku tau. Aku harus mempersiapkan diri, siap untuk menghitung mundur hingga kau tak lagi sama seperti orang yang ku kagumi. Waktu kita sudah tidak banyak. Percayalah, kau pasti berubah. Perlahan, kau akan menghilang jejak. Tapi tidak denganku, kau bisa memegang janji ku. Aku masih akan terus disini, memeluk kekagumanku terhadapmu.