Pages

Sabtu, 09 Maret 2013

Untitled XVII

Biru. Kita ini sama. Tentu saja sama. Sama sama berwarna biru. Hanya saja kau samudera dan aku angkasa. Kamu begitu dalam. Ada hitam yang berlindung di palungmu. Aku tak sanggup membiaskan cahaya untuk melihatnya. Kadang ku kirimkan angin untuk mengaduk lautmu, tapi tak bisa biru. Kau tak bergeming. Baru kali ini aku tidak bisa membaca. Terkadang aku hampir melihat pekat mu. Tapi aku salah. Kau cuma memantulkan apa yang aku inginkan. Aku lupa, kau adalah samudera, cermin terbesar dunia. Kau hanya merefleksikan gerak ku. 

Biru. Aku mengirimkan pesan melalui hujanku. Tapi kau tak bergeming. Hanya menimbulkan riak riak kecil pada permukaanmu. Bahkan kau mengembalikannya. Hanya hujan cara kita berkomunikasi. Kau menampungnya, tapi tidak membacanya.

Ada kala dimana semua hening. Tak ada awan didiriku. Kau pun tidak menimbulkan ombak. Kita terlarut dalam badai serotonin. Bahasa kita melebur, menjadi senyap. Kita tampak seperti satu. Ah tapi tak mungkin biru. Jika aku si angkasa menyatu denganmu, mau jadi apa ? kiamat ?


0 komentar:

Posting Komentar